Maraknya slogan Pemerintah terhadap “Hemat Energi” merupakan anjuran 
yang harus dilaksanakan oleh segenap lapisan masyarakat, baik mulai 
industri sampai kepada konsumen pengguna listrik di seluruh Indonesia. 
Kita sudah merdeka 60 tahun mengapa masalah perlistrikan di Indonesia 
tidak terpecahkan mulai dari terjadinya pencurian listrik, turunnya 
voltase, gangguan listrik mati dan lain-lain, yang kesemuanya itu 
merupakan tantangan bagi listrik negara untuk menyelesaikan pekerjaan 
rumah yang tidak akan terselesaikan belum lagi ditambah dengan subsidi 
listrik akan dikurangi/dicabut, PLN yang tiap 3 bulan sekali menaikkan 
tarif listriknya, PLN masih merasa rugi/nombok, merubah tarif pengguna 
yang pada beban malam dibedakan dengan tarif pada siang hari, serta PLN 
tidak mempunyai satu link pembayaran listrik konsumen dan lain-lain yang
 berakibat pembayaran lunas bulan Agustus tetapi tagihan bulan Maret 
masih ada karena tidak ada data pembayaran bulan yang lalu.
Di sisi lain para petugas pencatat listrik di lapangan yang bertugas 
mencatat meter bagi pelanggan PLN bertindak seenaknya saja dalam 
pencatatan meter pengguna listrik bagi para konsumennya sehingga 
kejadian ini apabila terjadi komplain dari konsumen tidak digubris yang 
terjadi hanyalah membayar sesuai beban dasar sambil menunggu sesuai 
catatan petugas PLN tersebut terlampir.
Apa itu EMS ( Energy Management System)
Energy Management System (EMS) merupakan inovasi perpaduan antara 
hardware dan software yang dapat menghemat sampai dengan 30% dari 
pengguna energi listrik yang digunakan konsumen. EMS bekerja sebagai 
dinamis kontrol di dalam ruang lingkup aplikasi dan kondisi yang luas, 
alat ini diterapkan secara custom made order yang disesuaikan dengan 
masing-masing kasus yang dihadapi konsumen adalah berbeda. 
Jadi EMS dibuat bukan berdasarkan instan (harus dirancang dalam 
pembuatan) hal ini tidak sama dengan yang dijual dipasaran dengan 
sebutan “SAVING ENERGY” pada alat ini hanya memperbaiki cos phi saja, 
tetapi untuk arus dan tegangan serta frekuensi listrik tidak dapat 
dilakukan oleh SAVING ENERGY tersebut karena pada alat ini mengandalkan 
kemampuan kapasitor saja sehingga terbatas pada cos phi yang diperbaiki,
 sedangkan pada EMS secara konstan mengukur berapa banyak Energi yang 
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu pekerjaan. EMS dapat mengatur jumlah
 daya yang dibutuhkan secara tepat guna dalam waktu yang sangat singkat,
 keunggulan alat ini banyak bermanfaat bagi Industri atau konsumen 
dengan daya yang besar yaitu :
a. Menekan biaya pemakaian listrik dan pengembalian investasi yang cepat.
b. Memperbaiki kualitas dan menghemat pemakaian daya tegangan,arus dan frekuensi.
c. Mengurangi panas dan getaran khususnya di transformator dan motor
d. Meredam spark yang menyebabkan interfrensi kestabilan frekuensi.
e. Mengurangi beban listrik dalam sistem distribusi pemakaian tenaga listrik khususnya di bagian trasformator
f. Menyeimbangkan arus dan tegangan
g. Memperbaiki kualitas Cos Ø
h. Biaya perawatan rendah/low cost maintenance
i. Sistem keseluruhan diatur oleh otomatis prosesor/tidak membutuhkan tenaga operator
j. Membuat peralatan bekerja lebih efisien (meningkatkan prod. kerja)
k. Dilengkapi dengan APSP (Automatic Protector System Protocol) yang melindungi peralatan dari lonjakan arus listrik khususnya pada bagian instrument dan semi konduktor.
l. Produk bersih lingkungan (Environment Friendly) dan long life time.
a. Menekan biaya pemakaian listrik dan pengembalian investasi yang cepat.
b. Memperbaiki kualitas dan menghemat pemakaian daya tegangan,arus dan frekuensi.
c. Mengurangi panas dan getaran khususnya di transformator dan motor
d. Meredam spark yang menyebabkan interfrensi kestabilan frekuensi.
e. Mengurangi beban listrik dalam sistem distribusi pemakaian tenaga listrik khususnya di bagian trasformator
f. Menyeimbangkan arus dan tegangan
g. Memperbaiki kualitas Cos Ø
h. Biaya perawatan rendah/low cost maintenance
i. Sistem keseluruhan diatur oleh otomatis prosesor/tidak membutuhkan tenaga operator
j. Membuat peralatan bekerja lebih efisien (meningkatkan prod. kerja)
k. Dilengkapi dengan APSP (Automatic Protector System Protocol) yang melindungi peralatan dari lonjakan arus listrik khususnya pada bagian instrument dan semi konduktor.
l. Produk bersih lingkungan (Environment Friendly) dan long life time.
Siapa pengguna EMS.
Energy Management Sistem (EMS) dapat digunakan oleh siapa saja 
konsumennya, karena Konsumen listrik Negara akan diuntungkan 30 % dalam 
pembayaran listrik dan Negara akan diuntungkan 30 % karena listrik 
konsumen dikembalikan ke listrik Negara sebagai cadangan listrik Negara 
untuk tiap konsumen pengguna listrik, bisa dibayangkan apabila Industri 
Dalam Negeri menerapkan EMS pada industrinya maka permasalahan listrik 
di Negara kita dapat teratasi, selain itu EMS dapat diterapkan pada :
a. Industri/Perkantoran
b. Rumah sakit
c. Perhotelan
d. Super maket & department store
e. Tempat hiburan dan rekreasi
f. Residensial
g. Bandar udara
h. Konsumen rumah tangga/apartemen, dll.
a. Industri/Perkantoran
b. Rumah sakit
c. Perhotelan
d. Super maket & department store
e. Tempat hiburan dan rekreasi
f. Residensial
g. Bandar udara
h. Konsumen rumah tangga/apartemen, dll.
Konsep kerja EMS
EMS bekerja secara komputerisasi dengan Intelligent Learning System 
(ILS) menyeimbangkan arus 3 phase (R,S,T) yang tidak memiliki 
keseimbangan kualitas, seperti fluktuasi tegangan yang tinggi dan 
ketidak-seragaman tegangan. EMS mendeteksi secara cepat arus listrik 
masuk dari transformator dan merubah atau menyeimbangkan arus tersebut 
secara paralel dengan hitungan nano second (ns)/real time proces. EMS 
juga bekerja mengoptimalisasi pemakaian daya dengan menambah atau 
membagi arus yang masuk, sehingga tidak terjadi kelebihan atau 
kekurangan daya di setiap instalasi yang terpasang.
Penempatan posisi EMS
1. Instalasi listrik sebelum dipasang EMS.
Urutan pertama cubicle yang merupakan gardu induk dari PLN misalnya dengan tegangan 20.000 Volt, menggunakan trafo step down. Trafo step down ini berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 20.000 Volt menjadi 380 Volt untuk tegangan line dan 220 Volt untuk tegangan fasenya. Tegangan arus, frekwensi,cos Ø belum diperbaiki sehingga kualitas listrik belum sempurna, yang berakibat bila digunakan pada peralatan listrik dapat menurunkan cos Ø , arus, tegangan/frekwensi belum sempurna.
Urutan pertama cubicle yang merupakan gardu induk dari PLN misalnya dengan tegangan 20.000 Volt, menggunakan trafo step down. Trafo step down ini berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 20.000 Volt menjadi 380 Volt untuk tegangan line dan 220 Volt untuk tegangan fasenya. Tegangan arus, frekwensi,cos Ø belum diperbaiki sehingga kualitas listrik belum sempurna, yang berakibat bila digunakan pada peralatan listrik dapat menurunkan cos Ø , arus, tegangan/frekwensi belum sempurna.
2. Instalasi listrik setelah dipasang EMS.
Pertama cubicle yang merupakan gardu induk dari PLN dengan tegangan 20.000 Volt, menggunakan trafo step down. Trafo step down /( /Y) yang berfungsi menurunkan tegangan dari 20.000 Volt menjadi VL = 380 Volt dan Vphase = 220 Volt pada tegangan 380 Volt ini dipasang EMS yang berfungsi untuk meng-optimalkan pemakaian daya listrik. EMS ini akan memperbaiki tegangan, arus, frekuensi dan cos Ønya, sehingga kualitas listrik lebih baik, setelah dari EMS masuk MDP untuk disalurkan ke beban listrik yaitu komputer, motor listrik sebagai pengerak mesin2, penerangan dll.
Pertama cubicle yang merupakan gardu induk dari PLN dengan tegangan 20.000 Volt, menggunakan trafo step down. Trafo step down /( /Y) yang berfungsi menurunkan tegangan dari 20.000 Volt menjadi VL = 380 Volt dan Vphase = 220 Volt pada tegangan 380 Volt ini dipasang EMS yang berfungsi untuk meng-optimalkan pemakaian daya listrik. EMS ini akan memperbaiki tegangan, arus, frekuensi dan cos Ønya, sehingga kualitas listrik lebih baik, setelah dari EMS masuk MDP untuk disalurkan ke beban listrik yaitu komputer, motor listrik sebagai pengerak mesin2, penerangan dll.
 Hasil komperative pemasangan EMS. Dari data di bawah terdapat 
perbedaan setelah dan sebelum pemasangan EMS, perbedaan data tersebut 
adalah sebagai berikut:
a. Arus sebelum dipasang EMS adalah 330 A dan setelah dipasang 
arusnya turun menjadi 240 A dengan demikian dengan beban yang sama akan 
menghemat arus besar = 330 A – 240 = 90 A.
b. Power factor ( cos Ø ) setelah dipasang EMS menjadi 0,98.
c. Total Cubicle (c) sebelum ada pemasangan EMS adalah 3 unit (C1, C2, C3) cubicle yang digunakan untuk mensuplay daya dan setelah dipasang EMS hanya cukup dua cubicle 2 (C2, C3) saja.
d. Frekuensi setelah dipasang SMS bisa diantara 50 – 60 Hz arus listriknya lebih harmonic dibanding sebelumnya.
b. Power factor ( cos Ø ) setelah dipasang EMS menjadi 0,98.
c. Total Cubicle (c) sebelum ada pemasangan EMS adalah 3 unit (C1, C2, C3) cubicle yang digunakan untuk mensuplay daya dan setelah dipasang EMS hanya cukup dua cubicle 2 (C2, C3) saja.
d. Frekuensi setelah dipasang SMS bisa diantara 50 – 60 Hz arus listriknya lebih harmonic dibanding sebelumnya.
Ilustrasi dari perubahan Cos Phi setelah pemasangan EMS.
Sebelum pemasangan EMS Cos Ø antara 0,86 sampai dengan 0,90, kemudian setelah dipasang EMS Cos Ø menjadi 0,98. Apabila Cos Ø kurang dari 0,86 sangat berbahaya karena sekring akan trip (merugikan konsumen listrik).
Sebelum pemasangan EMS Cos Ø antara 0,86 sampai dengan 0,90, kemudian setelah dipasang EMS Cos Ø menjadi 0,98. Apabila Cos Ø kurang dari 0,86 sangat berbahaya karena sekring akan trip (merugikan konsumen listrik).
Ilustrasi perubahan Amper setelah pemasangan EMS. Penggunaan arus sebelum pemasangan EMS adalah :
Cubicle I = 80 A
Cubicle II = 100 A
Cubicle III = 140 A +
320 A
Kemudian setelah pemasangan EMS arus yang digunakan adalah :
Cubicle II = 125 A
Cubicle III = 155 A +
280 A
Cubicle I = 80 A
Cubicle II = 100 A
Cubicle III = 140 A +
320 A
Kemudian setelah pemasangan EMS arus yang digunakan adalah :
Cubicle II = 125 A
Cubicle III = 155 A +
280 A
Dengan demikian arus yang digunakan lebih kecil dan cubicle 1 dapat 
dimatikan, sehingga cukup hanya 2 cubicle hal ini akan mengurangi biaya 
beban dari sebelumnya.
Total keseluruhan cubicle (rata-rata).
Total keseluruhan cubicle (rata-rata).
Setelah dipasang EMS rata-rata penggunaan arus hanya 280 A hal ini disebabkan cos Ø nya meningkat dan arus nyatanya harmonik.
Kesimpulan.
a. Dengan adanya pemasangan EMS akan meningkatkan Cos Ø, kualitas arus, tegangan dan frekuensinya akan lebih baik.
b. Dengan SMS akan menghemat pemakaian daya sebesar 30% dan mengurangi beban terpasang cukup 2 cubical saja
c. EMS dapat menghemat energi listrik Nasional karena penggunaannya lebih efektif dan efisien.
d. Negara juga diuntungkan 30% dari konsumen pemakai listrik.
b. Dengan SMS akan menghemat pemakaian daya sebesar 30% dan mengurangi beban terpasang cukup 2 cubical saja
c. EMS dapat menghemat energi listrik Nasional karena penggunaannya lebih efektif dan efisien.
d. Negara juga diuntungkan 30% dari konsumen pemakai listrik.
Saran.
Perkantoran, instalasi militer, mal, dan industri disarankan 
menggunakan EMS ( Energy manajemen system) agar dapat menghematlistrik 
dari PLN berarti ikut mendukung “HEMAT ENERGY”.
Selain itu Produksi minyak dalam negeri juga terus menurun. Akibatnya Indonesia tidak 
lagi merupakan negara pengekspor melainkan menjadi net oil importer. Di 
tengah tingginya harga minyak dunia saat, beban pemerintah makin 
meningkat. Untuk dapat mengamankan sistem energi nasional, pemerintah 
akan menerapkan beberapa kebijakan bidang energi. Di antaranya 
meningkatkan cadangan minyak bumi dan produksi minyak mentah serta bahan
 bakar minyak (BBM), diversifikasi sumber daya energi, peningkatan 
penggunaan energi terbarukan, efisiensi dan penghematan konsumsi energi,
 peningkatan produksi energi final yang bersih dan ekonomis serta 
jaminan pemerataan distribusi energi. 
Arah kebijakan pemerintah tersebut dibahas dalam rapat Sinkronisasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) 2010-2014, Prioritas Ketahanan dan Kemandirian Energi, Rabu (7/10) di ruang SS-3 Bappenas, pukul 7.00 hingga 9.30 WIB. Rapat yang dipimpin Deputi Menneg PPN Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc, diikuti oleh perwakilan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Pertanian dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Terkait dengan peningkatan produksi dan cadangan minyak bumi, daya tarik investasi untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi akan ditingkatkan. Setelah produksi meningkat, hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dan bahan baku industri dalam negeri, sekaligus menjadi sumber penerimaan devisa negara.
Sedangkan penganekaragaman sumber daya energi primer dilakukan untuk mengurangi ketergantungan yang berlebihan terhadap satu jenis bahan bakar. Dengan demikian, diharapkan dapat menambah pasokan energi dengan memanfaatkan sumber daya energi primer lainnya, berupa gas bumi, batubara, energi baru dan terbarukan lainnya.
Lebih jauh, dalam upaya meningkatkan produktivitas pemanfaatan energi melalui pengembangan gerakan efisiensi dan konservasi energi, dapat dilakukan dengan menggunakan energi yang lebih rendah, menurunkan emisi karbon, memperbaiki daya saing dan mendorong perekonomian, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Arah kebijakan pemerintah tersebut dibahas dalam rapat Sinkronisasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) 2010-2014, Prioritas Ketahanan dan Kemandirian Energi, Rabu (7/10) di ruang SS-3 Bappenas, pukul 7.00 hingga 9.30 WIB. Rapat yang dipimpin Deputi Menneg PPN Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Ir. Umiyatun Hayati Triastuti, MSc, diikuti oleh perwakilan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Pertanian dan Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
Terkait dengan peningkatan produksi dan cadangan minyak bumi, daya tarik investasi untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi akan ditingkatkan. Setelah produksi meningkat, hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dan bahan baku industri dalam negeri, sekaligus menjadi sumber penerimaan devisa negara.
Sedangkan penganekaragaman sumber daya energi primer dilakukan untuk mengurangi ketergantungan yang berlebihan terhadap satu jenis bahan bakar. Dengan demikian, diharapkan dapat menambah pasokan energi dengan memanfaatkan sumber daya energi primer lainnya, berupa gas bumi, batubara, energi baru dan terbarukan lainnya.
Lebih jauh, dalam upaya meningkatkan produktivitas pemanfaatan energi melalui pengembangan gerakan efisiensi dan konservasi energi, dapat dilakukan dengan menggunakan energi yang lebih rendah, menurunkan emisi karbon, memperbaiki daya saing dan mendorong perekonomian, serta meningkatkan kesejahteraan rakyat.
 http://www.bappenas.go.id/node/116/2163/menuju-ketahanan-dan-kemandirian-energi/
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar