Tempat pariwisata yang sangat berkesan yang sudah saya kunjungi adalah waktu saya study tour ke Baduy(kanekes), Kabupaten Lebak, Banten.
Waktu itu saya masih sekolah dikelas XI SMA N 7 Jakarta sedang mengadakan study tour ke Baduy. seperti yang anda ketahui Baduy adalah salah satu daerah atau wilayah pariwisata yang unik dan terkenal dengan orang orangnya (kanekes) yang tidak mau menerima kebudayaan luar masuk kedalam kebudayaan mereka. Mereka sangat menolak kebudayaan luar mempengaruhi kebudayaan asli mereka dikarenakan mereka tidak mau mencemari kebudayaan asli mereka yang sudah turun temurun mereka jaga.
Warga disana tidak ada yang menggunakan listrik dsb (alat-alat modern), tidak ada lampu, tv, telfon dll. Selain warganya yang unik suasana dan pemandangan disana juga sangat mengesankan dan tenang. Disana jauh dari peradaban kota tidak ada suara gaduh, asap kendaraan, serta terik matahari.
Untuk mencapai tempat ini sebaiknya jangan menggunakan mobil pribadi ataupun bus, lebih baik menggunakan mobil besar seperti tronton atau sebagainya dikarenakan jalanan yang sempit dan berliku atau bisa dibilang off road.
Pada saat itu kami menginap disalah satu rumah warga setempat, rumahnya berbentuk seperti rumah panggung tapi tidak tinggi didalam rumahnya tidak ada satupun alat alat modern yang biasa kita temukan dikota, penerangan hanya menggunakan lilin tidurpun tidak menggunakan kasur (ada beberapa). Untuk mandi, mencuci dll biasa dilakukan dipinggir pinggir kali yang airnya lumayan jernih.
ini sekilas tentang Masyarakat Baduy/Kanekes :
Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka (Permana, 2001).
Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Kanekes Dalam (Baduy Dalam), yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Ciri khas Orang Kanekes Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Mereka dilarang secara adat untuk bertemu dengan orang asing (non WNI)
Kanekes Dalam adalah bagian dari keseluruhan orang Kanekes. Tidak seperti Kanekes Luar, warga Kanekes Dalam masih memegang teguh adat-istiadat nenek moyang mereka.
Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Kanekes Dalam antara lain:
Kanekes Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Kanekes Dalam. Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkannya warga Kanekes Dalam ke Kanekes Luar:
Baca Selengkapnya → Tempat pariwisata yang berkesan (Baduy)
Waktu itu saya masih sekolah dikelas XI SMA N 7 Jakarta sedang mengadakan study tour ke Baduy. seperti yang anda ketahui Baduy adalah salah satu daerah atau wilayah pariwisata yang unik dan terkenal dengan orang orangnya (kanekes) yang tidak mau menerima kebudayaan luar masuk kedalam kebudayaan mereka. Mereka sangat menolak kebudayaan luar mempengaruhi kebudayaan asli mereka dikarenakan mereka tidak mau mencemari kebudayaan asli mereka yang sudah turun temurun mereka jaga.
Warga disana tidak ada yang menggunakan listrik dsb (alat-alat modern), tidak ada lampu, tv, telfon dll. Selain warganya yang unik suasana dan pemandangan disana juga sangat mengesankan dan tenang. Disana jauh dari peradaban kota tidak ada suara gaduh, asap kendaraan, serta terik matahari.
Untuk mencapai tempat ini sebaiknya jangan menggunakan mobil pribadi ataupun bus, lebih baik menggunakan mobil besar seperti tronton atau sebagainya dikarenakan jalanan yang sempit dan berliku atau bisa dibilang off road.
Pada saat itu kami menginap disalah satu rumah warga setempat, rumahnya berbentuk seperti rumah panggung tapi tidak tinggi didalam rumahnya tidak ada satupun alat alat modern yang biasa kita temukan dikota, penerangan hanya menggunakan lilin tidurpun tidak menggunakan kasur (ada beberapa). Untuk mandi, mencuci dll biasa dilakukan dipinggir pinggir kali yang airnya lumayan jernih.
ini sekilas tentang Masyarakat Baduy/Kanekes :
Masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok yaitu tangtu, panamping, dan dangka (Permana, 2001).
Kelompok tangtu adalah kelompok yang dikenal sebagai Kanekes Dalam (Baduy Dalam), yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik. Ciri khas Orang Kanekes Dalam adalah pakaiannya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Mereka dilarang secara adat untuk bertemu dengan orang asing (non WNI)
Kanekes Dalam adalah bagian dari keseluruhan orang Kanekes. Tidak seperti Kanekes Luar, warga Kanekes Dalam masih memegang teguh adat-istiadat nenek moyang mereka.
Sebagian peraturan yang dianut oleh suku Kanekes Dalam antara lain:
- Tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transportasi
- Tidak diperkenankan menggunakan alas kaki
- Pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan (kecuali rumah sang Pu'un atau ketua adat)
- Larangan menggunakan alat elektronik (teknologi)
- Menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang ditenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.
Kanekes Luar merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat dan wilayah Kanekes Dalam. Ada beberapa hal yang menyebabkan dikeluarkannya warga Kanekes Dalam ke Kanekes Luar:
- Mereka telah melanggar adat masyarakat Kanekes Dalam.
- Berkeinginan untuk keluar dari Kanekes Dalam
- Menikah dengan anggota Kanekes Luar
- Mereka telah mengenal teknologi, seperti peralatan elektronik, meskipun penggunaannya tetap merupakan larangan untuk setiap warga Kanekes, termasuk warga Kanekes Luar. Mereka menggunakan peralatan tersebut dengan cara sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan pengawas dari Kanekes Dalam.
- Proses pembangunan rumah penduduk Kanekes Luar telah menggunakan alat-alat bantu, seperti gergaji, palu, paku, dll, yang sebelumnya dilarang oleh adat Kanekes Dalam.
- Menggunakan pakaian adat dengan warna hitam atau biru tua (untuk laki-laki), yang menandakan bahwa mereka tidak suci. Kadang menggunakan pakaian modern seperti kaos oblong dan celana jeans.
- Menggunakan peralatan rumah tangga modern, seperti kasur, bantal, piring & gelas kaca & plastik.
- Mereka tinggal di luar wilayah Kanekes Dalam.